Musim Pancaroba, Cek Daerah Potensi Hujan Sepekan ke Depan

Musim Pancaroba, Cek Daerah Potensi Hujan Sepekan ke Depan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah daerah berpotensi diguyur hujan dalam periode sepekan ke depan. Simak daftarnya.

BMKG, dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 4-10 Oktober 2024, mengatakan saat ini masih masuk periode musim pancaroba atau peralihan dari musim panas ke musim hujan.

Kendati demikian, dalam beberapa hari terakhir, beberapa wilayah Indonesia mengalami cuaca yang cukup terik. Hal ini merupakan ciri khas masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

Kondisi terik ini umumnya terjadi pada pagi hingga siang hari, diikuti potensi hujan pada sore hingga malam.

“Pada masa peralihan ini, hujan seringkali bersifat tidak merata, dengan intensitas yang cukup lebat dalam waktu singkat,” demikian keterangan BMKG.

Ketika atmosfer tidak stabil, kemungkinan terbentuknya awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat. Awan CB seringkali berhubungan dengan cuaca ekstrem seperti kilat, petir, angin kencang, hingga hujan es.

Menurut BMKG sejauh ini nilai Nino 3.4 yang mencerminkan anomali iklim La Nina dan El Nino, tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Selain itu, Madden-Julian Oscillation (MJO), yang berada pada fase 1 (West Hemisphere and Africa) yang menunjukkan tidak berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan ini di antaranya adalah gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di wilayah Sumatra bagian utara hingga tengah, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Barat dalam sepekan ke depan.

Sementara, untuk aktivitas gelombang atmosfer Kelvin terpantau di sebagian besar Sumatra kecuali Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat Daya untuk sepekan ke depan.

“Faktor-faktor ini mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut,” jelas BMKG.

Sirkulasi siklonik juga terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina, dan di Samudra Pasifik Timur Laut Papua yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Samudra Pasifik Timur Filipina hingga perairan Timur Filipina.

Kemudian, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Selat Malaka, di Laut Natuna, di Sumatra Bagian Selatan, di Pesisir Utara Jawa bagian Barat, di Laut Jawa, di Selat Malaka bagian Selatan, di Kalimanan Tengah, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, di Laut Banda, di Pulau Seram, di Laut Seram, di Laut Aru, di Papua Pegunungan, di Papua Selatan, dan di Samudra Pasifik Utara Papua Barat.

Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Samudra Hindia Barat Laut Aceh, Selat Malaka, Laut Natuna, Laut Cina Selatan, Selat Makassar, dan Samudra Pasifik Timur Filipina.

“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerahyang dilewati konvergensi/konfluensi tersebut,” ujar BMKG.

Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, JawaTimur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Daftar daerah potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

– Aceh
– Sumatra Utara
– Sumatra Barat
– Riau
– Kep. Riau
– Jambi
– Sumatra Selatan
– Kep. Bangka Belitung
– Bengkulu
– Lampung
– Banten
– Jakarta
– Jawa Barat
– Jawa Tengah
– NTT
– Kalimantan Barat
– Kalimantan Tengah
– Kalimantan Timur
– Kalimantan Selatan
– Kalimantan Utara
– Sulawesi Utara
– Gorontalo
– Sulawesi Tengah
– Sulawesi Barat
– Sulawesi Selatan
– Sulawesi Tenggara
– Maluku Utara
– Maluku
– Papua Barat Daya
– Papua Tengah
– Papua Barat
– Papua
– Papua Pegunungan
– Papua Selatan

Daftar daerah potensi angin kencang:

– Sumatra Selatan
– Lampung
– Banten
– Jawa Barat
– NTT
– Sulawesi Selatan
– Maluku
– Papua Selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *