Sebuah studi terbaru mengungkap alasan lumba-lumba melemparkan senyum antar satu sama lain. Simak penjelasannya.
Studi yang dipublikasikan di iScience menunjukkan bahwa lumba-lumba membuka mulutnya saat bermain dengan sesama. Ekspresi membuka mulut ini seperti sedang tersenyum.
Kelompok ilmuwan dari institusi di Italia dan Perancis menemukan hal ini setelah mereka meneliti 11 lumba-lumba dari Zoomarin di Roma dan 11 lumba-lumba di Planete Sauvage di Perancis. Para lumba-lumba ini diteliti saat bermain dengan sesamanya, pelatih manusia, dan dirinya sendiri.
Kelompok ilmuwan menemukan lumba-lumba sangat sering tersenyum saat mereka berada di pandangan teman bermainnya (seekor lumba-lumba). Lalu kebanyakan senyum tersebut akan dibalas oleh teman bermainnya.
Hal ini menunjukkan sebuah komunikasi untuk menepis kesalahpahaman yang akan membuat mereka dari bermain menjadi bertengkar.
Peneliti menemukan 92 persen mereka membuka mulut adalah ketika mereka ingin bermain dengan sesama mereka daripada dengan manusia atau bermain sendiri.
“Saya juga berpikir lumba-lumba membuka mulutnya sebagai respons saat bermain, dan itu terlihat masuk akal bahwa itu adalah bentuk komunikasi,” ucap Heather Hill, profesor psikologi di St. Mary’s University, San Antonio, Texas, ia tidak terlibat dalam studi ini.
Dia juga menambahkan ‘senyum’ lumba-lumba seperti menunjukkan mereka memiliki niat yang sama.
Lumba-lumba memang terkenal suka bermain, suka bersosialisasi, dan memiliki komunikasi yang kompleks. Mereka memiliki cara bermain yang berbeda-beda, contohnya seperti melompat bersama, menerobos dan berputar di air, menampar permukaan air dengan sirip ekor, pura-pura bertengkar, dan berselancar bersama.
Meskipun sifat lumba-lumba yang suka bermain, ekspresi wajah mereka saat bermain belum pernah dipelajari lebih lanjut. Namun studi telah menjelaskan bahwa mamalia lain seperti manusia dan monyet itu berkomunikasi dengan mulut terbuka dan ekspresi seperti tersenyum saat bermain.
Ilmuwan percaya perilaku ini turunan dari tindakan menggigit yang dimodifikasi.
Ketika lumba-lumba berada dalam interaksi yang agresif atau saat melakukan aktivitas yang santai, mereka tidak melakukan ‘senyuman’ ke sesama.
Meskipun semua lumba-lumba yang dijadikan objek penelitian hidup dalam fasilitas penangkaran, namun ilmuwan mencatat perilaku ‘senyum’ ini mungkin dilakukan oleh lumba-lumba liar juga. Tapi tidak sering karena mereka akan sibuk mencari makanan dan menghindari predator.
“Langkah selanjutnya yaitu lakukan metodologi yang sama, bekerja dengan spesies liar dan lihat apakah mereka melakukan hal yang sama dalam konteks yang sama,” ucap Hill.
Peneliti juga mencatat pentingnya komunikasi suara selama bermain, dan mengungkapkan bahwa hal tersebut dapat menjadi fokus di studi-studi selanjutnya.
“Lumba-lumba mengembangkan salah satu sistem vokal paling rumit di dunia hewan, tapi suara juga bisa membuat mereka terpapar pada predator atau penguping,” tutur penulis studi Livio Favaro, seorang ahli ilmu hewan di University of Turin.
Ia menambahkan lumba-lumba menggunakan suara siulan dicampur dengan isyarat visual untuk membantu mereka bekerjasama. Aktivitas ini berguna saat bersosialisasi ketika ancaman dari predator rendah.