Para peneliti menemukan predator menyerupai kepiting dengan warna putih pucat di kedalaman 7.000 meter bawah laut. Spesies ini ditemukan di Palung Atacama, salah satu palung terdalam di dunia yang terletak di Samudra Pasifik bagian timur.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Systematics and Biodiversity pada 27 November.
Spesies baru ini diberi nama Dulcibella camanchaca, merupakan amfipoda predator besar dengan panjang tubuh sekitar 4 cm, jauh lebih besar daripada amfipoda lainnya. Tepatnya, hewan ini ditemukan pada kedalaman 7.902 meter.
Spesies ini memiliki ciri unik berupa kaki khusus yang memungkinkannya berburu mangsa di kegelapan ekstrem zona hadal, wilayah laut terdalam yang dimulai dari kedalaman lebih dari 6.000 meter.
Penemuan ini menjadikan D. camanchaca sebagai predator aktif besar pertama yang diidentifikasi di habitat lautan terdalam.
Proses penemuan dilakukan oleh tim ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) dan Instituto Milenio de Oceanografia (IMO) selasa Ekspedisi Integrated Deep-Ocean Observing System (IDOOS) pada 2023.
Ekspedisi ini bertujuan mempelajari proses tektonik dan oseanografi di kawasan tersebut melalui pengamatan laut dalam yang berlangsung selama lima tahun.
Johanna Weston, ahli ekologi dari WHOIS dan salah satu penulis studi, menyebutkan bahwa nama camanchaca diambil dari istilah “kegelapan” dalam bahasa masyarakat Andes. Menggambarkan habitat gelap dan dalam, tempat predator ini berburu.
“Dulcibella camanchaca adalah predator perenang cepat yang kami beri nama ‘kegelapan’ dalam bahasa masyarakat di wilayah Andes untuk menunjukkan lautan dalam dan gelap tempat ia memangsa,”jelas Weston, mengutip Live Science, Selasa (10/12).
Sementara itu, nama Dulcibella adalah penghormatan kepada karakter Dulcinea dalam novel Spanyol “Don Quixote”.
Palung Atacama memiliki kedalaman maksimum sekitar 8.065 meter dan membentang sepanjang 5.900 km sejajar dengan pantai Peru dan Chile.
Spesimen Dulcibella camanchaca dikumpulkan menggunakan kendaraan pendarat khusus yang dilengkapi perangkap umpan.
Empat individu berhasil dibekukan dan dianalisis secara genetik, mengungkapkan bahwa spesies ini tidak hanya baru, tetapi juga mewakili genus baru.
Penemuan ini menyoroti keberagaman hayati di lingkungan ekstrem yang ditandai oleh tekanan tinggi dan kegelapan total. Lokasi Palung Atacama yang berada di bawah perairan permukaan kaya nutrisi, namun jauh dari ekosistem lain, memungkinkan terbentuknya spesies unik.
Menurut Carolina González, peneliti dari IMO dan salah satu penulis studi, eksplorasi lebih lanjut di Palung Atacama berpotensi menemukan lebih banyak spesies baru dan membantu memahami bagaimana ekosistem ini merespons ancaman manusia, seperti polusi dan perubahan iklim.
“Diharapkan terdapat lebih banyak penemuan seiring kami terus mempelajari Palung Atacama,” tutur González.