China menggegerkan dunia dengan menemukan Thorium, bahan yang bisa digunakan untuk mengembangkan tenaga nuklir untuk sumber energi.
China mengklaim terdapat satu juta ton Thorium yang mereka temukan di Kompleks Pertambangan Bayan Obo di Provinsi Fujian dan Hainan.
Cadangan Thorium ini disebut bisa memperpanjang sumber energi nuklir China hingga 60 ribu tahun lamanya. Penemuan tersebut diklaim oleh salah satu peneliti geologi China di Beijing yang enggan disebut identitasnya.
“Selama lebih dari satu abad, negara-negara telah terlibat dalam persaingan memperebutkan bahan bakar fosil. Ternyata sumber energi yang tidak terbatas itu terletak di bawah kaki kita (China),” ujar salah satu geolog tersebut dikutip dari SCMP.
“Setiap negara memiliki Thorium. Bayangkan kapal kargo yang ditenagai oleh reaktor seukuran kontainer melintasi lautan selama bertahun-tahun tanpa mengisi bahan bakar,” ujarnya lagi.
Apa itu Thorium?
Thorium merupakan unsur radioaktif yang bisa diubah menjadi uranium-233 (U-233) yang kemudian digunakan sebagai sumber daya energi dan nuklir.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan penelitian dan pengembangan untuk melihat kelebihan thorium, dibandingkan bahan bakar konvensional lainnya pada reaktor nuklir yang beroperasi saat ini.
Peneliti Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN Nuri Trianti mmenyebut Thorium memiliki beberapa keunggulan dibanding uranium.
“Potensi tersebut di antaranya, thorium diyakini memiliki cadangan di alam sekitar tiga kali lebih banyak dari uranium, memiliki sifat termofisika yang menguntungkan, keunggulan sifat neutronik yaitu memiliki kemampuan absorpsi neutron termal sekitar tiga kali lipat dibandingkan uranium, dan thorium juga secara umum dinilai memiliki resistansi proliferasi yang lebih baik,” katanya dikutip dari laman BRIN.
Meski memiliki kelebihan, kata Nuri, Thorium juga memiliki sejumlah tantangan dalam pemanfaatannya sebagai bahan bakar reaktor daya nuklir, baik di sisi hulu maupun hilir.
Beberapa tantangan pemanfaatan thorium dalam skala yang lebih masif adalah masih kurangnya infrastruktur untuk pengembangan dan penilaian performa sistem reaktor dan siklus bahan bakar thorium, dibandingkan infrastruktur bahan bakar yang ada saat ini. Selain itu, operasional bahan bakar thorium masih terbatas.
Lebih lanjut, Nuri menyebutkan teknologi reaktor generasi baru yang dinilai sesuai untuk bahan bakar berbasis thorium adalah Molten Salt Reactor (MSR) dan reaktor berukuran kecil dan modular, atau dikenal dengan Small Modular Reactor (SMR).
“SMR memiliki karakteristik mengalami poisoned pada siklus awal bahan bakar (begining of cycle), sehingga thorium dapat dimanfaatkan sebagai penyerap pada siklus awal dan juga digunakan sebagai material fertile selama siklus berlangsung,” jelasnya.