Operator seluler di Indonesia sebentar lagi hanya tersisa tiga, usai merger XL Axiata, Smart Telecom dan Smartfren membentuk XLSmart selesai. Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menyebut proses ini bakal berdampak positif buat industri telekomunikasi.
Director & Chief Business Officer Muhammad Danny Buldansyah menyebut konsolidasi operator seluler akan semakin menyehatkan industri. Ia menyinggung jumlah operator yang semakin mengecil memberikan dampak bagi industri.
“Kalau saya bilang industri dengan terkonsolidasi itu semakin sehat, sudah pasti. Mudah-mudahan tidak ada yang baru lagi,” ujar Danny di Kantor Indosat, Jakarta, Kamis (13/3).
“Menurut saya tiga (operator seluler) cukup ideal, kalau empat (operator seluler) itu cukup banyak. Kita tahu dari enam jadi lima, lima jadi empat, kita lihat saja dari enam ke lima itu semakin (industri) sehat, kalau dari empat dari tiga sekarang saya rasa sehat,” tambahnya.
IOH sendiri merupakan hasil konsolidasi industri, di mana Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) bergabung pada 2021 dan terlahir dengan entitas baru pada Januari 2022.
Lebih lanjut, Danny mengatakan empat operator seluler mungkin bisa sehat jika masing-masing memiliki pangsa pasar yang merata. Namun, kondisi pangsa pasar yang terpaut jauh satu sama lain membuat kondisi tersebut tidak tercapai.
“Ini yang bikin enggak sehat,” tuturnya.
Ketika jumlah operator hanya tiga, yakni Indosat, Telkomsel dan XLSmart, sumber daya frekuensi dan jumlah pelanggan dinilai tidak akan terlalu timpang.
Merger XL Axiata, Smart Telecom, dan Smartfren tak lama lagi akan rampung. Keduanya akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait penggabungan perusahaan pada 25 Maret 2025.
Entitas gabungan nantinya akan menyandang nama baru XLSmart.