Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa galaksi Bima Sakti, tempat Bumi bernaung, dapat bertabrakan dengan galaksi-galaksi lainnya, termasuk yang ukurannya lebih besar, Andromeda.
NASA mengatakan meski tabrakan galaksi merupakan peristiwa normal, mereka menduga tabrakan ini tidak dapat dihindari (dalam miliaran tahun). Sebuah penelitian terbaru menyatakan dengan pengetahuan saat ini tentang Andromeda, tabrakan di masa depan masih belum bisa dipastikan dan memiliki peluang sekitar 50-50.
Para astronom menduga, apabila galaksi Bima Sakti benar bertabrakan dengan Andromeda, hal tersebut akan menciptakan galaksi raksasa berbentuk telur. Namun, apa yang terjadi pada bintang dan planet-planet yang adai Bima Sakti, termasuk Bumi?
Para pakar percaya, tabrakan antara Bima Sakti dan Andromeda ternyata tidak akan menimbulkan bencana di Bumi. Galaksi-galaksi bertabrakan karena mereka memiliki gravitasi yang tidak terbayangkan, dan saling tertarik satu sama lain.
“Sangat mungkin sebuah galaksi akan bertemu dengan galaksi yang sebanding atau lebih kecil selama masa hidupnya,” kata Diego Muñoz, ahli astrofisika di Northern Arizona University, mengutip Mashable, Jumat (30/8).
Namun, peristiwa ini tidak berarti malapetaka bagi tata surya kita. “Kemungkinan besar tata surya kita tidak akan terpengaruh,” kata Muñoz.
Alasan utamanya adalah karena ruang angkasa sangat luas; ada jarak yang sangat jauh di antara bintang-bintang, dan bintang-bintang itu relatif sangat kecil.
“Bahkan, jika Anda mengecilkan matahari hingga seukuran butiran pasir, jarak ke bintang terdekat akan diukur dalam mil. Hal ini membuat pertemuan dekat dengan bintang lain menjadi sangat tidak mungkin, bahkan saat terjadi penggabungan galaksi,” ujar Sally Dodson-Robinson, ilmuwan planet di University of Delaware.
Terlebih lagi, bintang dan sistem tata surya tidak dapat menandingi kekuatan gravitasi galaksi yang lebih besar. Tata surya akan mengorbit di sekitar inti galaksi, seperti halnya sistem kita yang menyelesaikan orbitnya mengelilingi Bima Sakti setiap 240 juta tahun, dan tidak tertarik ke dalam satu sama lain saat galaksi bergabung.
Tabrakan antara galaksi-galaksi yang lebih tua, bagaimanapun juga, bisa memunculkan aktivitas bintang ketika gas-gas galaksi bertabrakan dan mengembun. Awan gas yang berat bisa runtuh dan mendorong terbentuknya bintang-bintang baru.
“Ini akan menciptakan kembang api,” kata Nelson Caldwell, seorang astronom observasional di Pusat Astrofisika Harvard & Smithsonian.