Ngaco Sejak November, Pesawat Antariksa Terjauh dari Bumi ‘On’ Lagi

Ngaco Sejak November, Pesawat Antariksa Terjauh dari Bumi 'On' Lagi

Usai mengalami kerusakan tahun lalu, Voyager I berhasil diperbaiki sistem transmisi datanya. Pesawat ruang angkasa terjauh dari Bumi ini pun bisa kembali menerima sinyal dari keempat instrumen sainsnya.

Voyager 1, bersama kembarannya Voyager 2, adalah pesawat ruang angkasa manusia yang terjauh dari Bumi. Mereka kini ada di ruang antarbintang, yaitu wilayah di luar heliosfer alias di luar pengaruh gravitasi Matahari.

Pesawat luar angkasa itu rusak pada tahun lalu dan mulai mengirimkan sinyal yang ngaco menyusul masalah teknis dengan salah satu dari tiga komputernya.

“Pesawat luar angkasa Voyager 1 NASA melakukan operasi sains normal untuk pertama kalinya menyusul masalah teknis yang muncul pada November 2023,” menurut keterangan lembaga antariksa AS, NASA.

Voyager 1 meluncur melintasi ruang antarbintang lebih dari 24,389 miliar kilometer dari Bumi.

Melansir LiveScience, jarak pesawat luar angkasa ini sangat jauh sehingga para insinyur harus menunggu 22,5 jam agar perintah mereka dapat mencapainya dan 22,5 jam lagi untuk mendapatkan respons.

Sebagian masalah, kata lembaga, dibereskan pada April usai tim mengirimkan perintah ke subsistem data penerbangan (FDS) Voyager 1, yang bertanggung jawab untuk mengemas data sains dengan rapi sebelum pesawat ruang angkasa mengirimkannya ke Bumi.

Data yang diminta ini mencakup informasi tentang kesehatan dan status Voyager 1.

Setelah menemukan kesalahan pada satu chip komputer, tim kemudian merancang solusi untuk mengubah kode FDS dari jarak miliaran km dan mulai memulihkan instrumen Voyager.

Pada 19 Mei, tim misi mengirimkan perintah ke pesawat ruang angkasa untuk mulai mengembalikan data sains. Dua dari empat instrumen sains segera kembali ke mode pengoperasian normal. Dua instrumen lainnya memerlukan upaya tambahan.

“Namun kini, keempat instrumen tersebut mengembalikan data sains yang dapat digunakan,” jelas NASA.

Empat instrumen itu mempelajari gelombang plasma, medan magnet, dan partikel di ruang antarbintang.

Walau sistem data Voyager 1 sudah kembali aktif dan berjalan, pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk memulihkan pesawat ruang angkasa sepenuhnya, menurut pernyataan itu.

Misalnya, para insinyur masih perlu menyinkronkan ulang perangkat lunak penunjuk waktu yang memungkinkan ketiga komputer terpasang menjalankan perintah pada saat yang sama.

Tim juga akan melakukan pemeliharaan pada tape recorder digital probe, yang menyimpan data untuk instrumen gelombang plasma.

Voyager 1 dan Voyager 2 telah menjelajahi ruang angkasa selama hampir 47 tahun. Mereka adalah pesawat luar angkasa NASA yang paling lama beroperasi dan merupakan objek buatan manusia terjauh yang pernah ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *