Kebakaran dahsyat melanda Kota Los Angeles, California, hingga merambat ke bukit ikonik Hollywood. Sejauh ini, kebakaran Los Angeles telah menewaskan lima orang dan ribuan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Kebakaran tersebut bermula sejak Selasa (7/1) membakar sekitar ribuan rumah warga dan menghabiskan sumberdaya serta persediaan air pemadam kebakaran.
Sedikitnya tiga kebakaran besar yang mencuat sehari sebelumnya menyelimuti kota LA dengan awan asap dan abu tebal yang berbahaya dan menghancurkan rumah-rumah di seluruh wilayah metropolitan, dari Pantai Pasifik ke pedalaman hingga Pasadena, tempat Parade Mawar yang terkenal.
Salah satu kebakaran tersebut merupakan yang paling merusak dalam sejarah modern kota LA.
Kebakaran hutan ini tumbuh dengan cepat berkat kombinasi cuaca yang sangat kering dan hembusan angin topan yang mencapai kecepatan hingga 160 km/jam.
Kebakaran ini menyebabkan puluhan ribu penduduk LA dievakuasi dari rumah mereka dan empat kebakaran ini telah menyebar di lebih dari 5.260 hektare telah dilalap api hingga Rabu pagi (8/1). Kebakaran juga telah menghancurkan lebih dari 1.000 bangunan sejauh ini.
Kebakaran yang disebabkan kondisi kering ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga Kamis (9/1).
Selain membuat kebakaran menyebar dengan cepat, angin kencang juga membuat pesawat-pesawat pemadam kebakaran tidak dapat terbang semalaman, sehingga semakin menghambat upaya pemadaman api.
Dikutip Live Science, api terus berkobar karena “dikipasi” oleh badai angin yang berbahaya, yakni Angin Santa Ana.
Lantas, apa itu angin Santa Ana penyebab kebakaran dahsyat LA?
Angin Santa Ana tercipta ketika area yang luas dengan tekanan tinggi terbentuk di atas Great Basin di pedalaman Amerika bagian barat, yang meliputi sebagian besar Nevada dan sebagian Oregon, Idaho, dan Utah.
Angin gurun yang kering ini disebut bergerak ke arah barat daya menuju California, di mana angin tersebut turun melalui pegunungan Sierra dan semakin mengering.
Saat udara menekan melalui celah-celah pegunungan dan ngarai, udara mulai mengalir lebih cepat, menciptakan aliran udara yang kuat dan cepat pada saat mencapai pantai.
Kelembapan yang sangat rendah dari angin ini menyebabkan vegetasi mengering dan menjadi lebih rentan terhadap kebakaran, bahkan percikan api sekecil apa pun dapat meningkat menjadi kobaran api berskala besar yang dipicu oleh angin yang melaju kencang.
Dilansir The Guardian, bulan-bulan yang lebih dingin di California sering kali membawa angin Santa Ana. Angin Santa Ana di masa lalu telah berkontribusi pada beberapa kebakaran terburuk di California.
Menurut Badan Cuaca Nasional (NWS), angin ini bisa terus berhembus dengan kecepatan 65 km/jam, bahkan di wilayah terisolasi bisa mencapai kecepatan 160 km/jam di pegunungan dan kaki bukit.
Empat kebakaran yang saat ini sedang berkobar adalah di Pacific Palisades, Sylmar, Altadena/Pasadena, dan Cekungan Sepulveda.
“Ini adalah situasi yang sangat berbahaya – dengan kata lain, ini adalah situasi yang paling buruk dalam hal cuaca kebakaran,” demikian peringatan NWS sebelum terjadinya kebakaran di Los Angeles.
Bersamaan dengan angin kencang, kondisi California selatan telah menambah bahan bakar yang sangat besar bagi kebakaran. Dua musim dingin dengan curah hujan yang tinggi, terutama pada tahun 2022 dan 2023, menyebabkan tumbuhnya vegetasi di seluruh wilayah Los Angeles.
Di sisi lain, musim dingin kali ini sangat kering, dengan sebagian besar wilayah selatan California terkunci dalam kekeringan. Ini berarti ada banyak pohon, rumput, dan semak yang mudah terbakar dan sebagian besar dari mereka kekurangan air, yang berarti lebih mudah terbakar.
Ilmuwan iklim Daniel Swain mengatakan, meski California utara telah diguyur hujan pada musim dingin ini, terdapat perbedaan curah hujan yang “luar biasa” di negara bagian ini. Sementara itu, sejumlah wilayah di California selatan mengalami periode terkering dalam lebih dari 150 tahun terakhir.
“Ini benar-benar masalah curah hujan yang ‘ada’ dan ‘tidak ada’ pada saat ini dan tidak ada prospek nyata untuk mengubahnya dalam jangka pendek,” kata Swain.
“Bahkan dalam jangka panjang, masih ada kemungkinan dipol secara keseluruhan ini akan terus berlanjut selama sisa musim ini, meskipun mudah-mudahan dengan intensitas yang tidak terlalu ekstrem,” lanjut dia.
Diperparah krisis iklim
Saat kombinasi angin kencang dan kondisi kering telah memperburuk kebakaran yang menghanguskan LA, pengaruh krisis iklim membuat kebakaran dahsyat ini semakin sering terjadi dan kian menghancurkan.
Hingga dua tahun yang lalu, California mengalami kekeringan parah, yang menurut para peneliti merupakan kekeringan terburuk dalam 1.200 tahun terakhir.
Meningkatnya suhu global imbas pembakaran bahan bakar fosil, telah menyebabkan peningkatan jumlah hari “cuaca kebakaran” akibat mengeringnya vegetasi dan tanah serta menurunnya kelembaban.
Kebakaran di bagian barat AS menjadi lebih sering terjadi dan lebih besar, para ilmuwan telah menemukan, dengan perubahan iklim yang meningkatkan risiko kebakaran yang bergerak cepat sekitar 25 persen di California. Sepuluh kebakaran hutan terbesar di California telah terjadi dalam dua dekade terakhir, dengan lima di antaranya terjadi pada tahun 2020 saja.
Para peneliti telah menghitung bahwa keadaan darurat iklim yang disebabkan oleh manusia telah berkontribusi terhadap peningkatan 172 persen pada area yang terbakar di California sejak tahun 1970-an, dan diperkirakan akan semakin meluas dalam beberapa dekade ke depan.